Bismillah.
Mungkin ada yang bertanya “kenapa ya
blog ini namanya darustelake.blogspot.com?”. Nah, Insya Alloh
dengan membaca posting-an kali ini, kawan-kawan akan mendapatkan
jawabannya.
Telake, sebuah desa yang
membuat saya rindu akan masa kecil dahulu. Disinilah hidup di dunia
ini saya mulai. Banyak kenangan yang masih saya ingat hingga saat
ini. Terlahir di desa ini memberikan kebahagian tersendiri, yang
terkadang timbul kesan rindu yang dalam ketika mengingat masa kecil
dahulu.
Rumah orangtua di Telake yang rusak. |
Di desa ini pula saya mulai
bersekolah. Walaupun desa ini cukup jauh dari daerah perkotaan, namun
pendidikan tetap ada pada waktu itu. SD Negeri 2 Sebakung, di sekolah
inilah saya mulai mengenyam pendidikan resmi selama 2
tahun, hingga saat kenaikan kelas III harus ikut orangtua pindah ke
kota Balikpapan. Sekolah ini cukup jauh dari rumah untuk ukuran saat
itu, karena setiap hari harus menggunakan perahu untuk menuju ke
sekolah. Saya merindukan masa-masa itu, dimana arus sungai tidak
membuat saya patah semangat untuk menuntut ilmu, dan mendayung perahu
suatu hal yang indah untuk saya kenang saat ini.
Masjid di Telake |
Desa yang masuk dalam
wilayah Kabupaten Paser ini tidak seperti dulu lagi. Saya perkirakan
jumlah penduduk dahulu waktu masih tinggal disana mungkin hanya
sekitar 20% ke bawah dari jumlah saat ini. Penduduknya banyak yang
pindah ke Balikpapan, Tanah Grogot dan daerah-daerah lainnya yang
tidak saya ketahui. Serta banyak pula yang telah wafat, semoga Alloh
merahmati mereka-mereka yang telah lebih dahulu “pergi”. Keadaan
kebunnya pun sudah nampak seperti hutan, karena sudah banyak yang
tidak dirawat. Dan rumah-rumah pun banyak yang telah hancur.
Daerah ini namanya "Sekunder 3", tempat dimana keluarga kami dahulu menanam padi. Tidak jauh dari rumah di Telake. |
Bagi teman-teman yang minat
kesana, perjalanan dapat ditempuh dengan tiga cara. Pertama dapat
dilalui dengan full menggunakan jalur laut. Lewat laut kemudian masuk
ke Muara Telake . Setelah itu terus menyisiri sungai ke arah hulu sekitar 1 jam Insya Alloh akan sampai. Kedua, menggunakan jalur darat dan air. Jika dari
Penajam berhenti di jembatan Longkali, kemudian naik kapal ke hilir
sungai, saya tidak tau berapa lama, insya alloh 2 jam sampai. Ketiga,
menggunakan jalur full darat. Jika dari Penajam, jalan terus hingga melewati Babulu Darat dan
beloklah di Gang Ali, telusuri terus jika ada tikungan
bertanyalah pada orang-orang dijalan, dimana jalan yang menuju
Telake, atau Sebakung, atau bisa juga daerah Petiku dan ini cara yang
paling efektif menurut saya. Tapi pertanyaanya kawan-kawan mau ke
Telake, buat apa juga ya. Hehe...
Sekian dulu posting kali ini
semoga bermanfaat, Barokallahu fiykum.
Oleh : Darus Attalaki
Blog : darustelake.blogspot.com
Oleh : Darus Attalaki
Blog : darustelake.blogspot.com
assalamu'alaikum ...... inikah telake itu,,,,, kok ga keren yah.....
BalasHapusWA'alaykum salam.
HapusTeganya antum, susah tau bikin artikel. Bilang keren aj coba. ..
Saya juga sering rindu. Kampung halaman. Namun dikampung skrng sudah. Berubah jadi tidak seindah dulu lagi.keren skali ceritanya sobat.kalau usaha lappuso kami sukses nanti kami bisa berbagi dengan anda.kebetulan di wajo sulawesi. Selatan kami coba budidaya ikan ini.kalau boleh tau sobat ini apa keturunan orang bugis ya?
BalasHapusTerima kasih sodara sdah mampir di blog saya. Alhamdulillah klo ditempat sodara juga ada ikan Lappuso, selama ini saya kira cuma ada didaerah saya, hehe. Dan saya sagat berterima kasih sekali jika berkenan mengirimi saya fhoto Lappuso-nya, apalagi dikirimi ikannya. Hehe.
HapusIya, keturunan bugis campur.
sekarang telake sudah banyak sarang waletnya ...
BalasHapusOrang telake kah..
Hapus